MENJADI PAHLAWAN VERSI ANAK MUDA: AKU DAN CARAKU MENJAGA INDONESIA || Ni Luh Rosita Dewi
MENJADI PAHLAWAN VERSI
ANAK MUDA: AKU DAN CARAKU
MENJAGA INDONESIA
Oleh: Ni Luh Rosita Dewi
Semangat
sumpah pemuda harus mengalir disetiap darah seorang pemuda Indonesia. tidak
peduli berasal dari etnis, suku ras, agama, bahasa, budaya bahkan warna kulit
sekalipun. Pemuda harus percaya bahwa perjuangan pemuda-pemudi bangsa pada 28
Oktober 1928 atau yang lebih dikenal dengan sumpah pemuda tidak boleh berakhir
sia-sia ketika diteruskan kepada kita sebagai penerus bangsa dan calon pemimpin
dimasa depan. Selain tekad dan semangat yang besar, pemuda harusnya terus
mengasa kemampuan berfikir dan mengelola nalarnya dengan baik. Bukan serta
merta hanya untuk dirinya namun lebih penting lagi untuk lingkungan sekitarnya
dan juga sebagai bentuk baktinya bagi bangsa dan negara.
Tantangan
besar akan terus ada disetiap masa dan peradaban, termasuk sekarang ini.
Ditengah kemerlap kemajuan teknologi ditambah dengan situasi pandemi. Dan terus
bergeraknya revoluasi industry, masih
adanya kemiskinan, kejahatan cyber,
dan mulai terkikisnya kesadaran berbangsa dan bernera Menambah deret panjang
tantangan yang harus dilewati bangsa Indonesia. bila kita tidak mampu
menghadapinya dengan baik, maka sejatinya sebagai generasi muda kita tidak bisa
mengawal amanat pendahulu kita, yang berjuang dengan mengorbankan nyawa mereka.
Pertanyaan sederhananya bagaimana kita bisa menghadapi tantangan tersebut? Dan
siapa yang bertugas untuk menjaga bangsa ini?
Pemuda
adalah jawaban dari semua kegundahan itu. Menjadi pemuda adalah keniscayaan
namun berkontribusi selagi menjadi pemuda adalah keharusan. Dari sini tentunya
kita harus tahu bahwa pemuda dapat menjadi pahlawan untuk mengjaga bangsa
Indonesia dengan versi dan cara-cara terbaiknya sendiri. Sudah menjadi tugas
dan kewajiban pemuda dalam menjaga bangsa ini, seperti pepatah yang mengatakan “jangan tanya apa yang negara berikan
padamu, tapi bertanyalah apa yang sudah kamu berikan pada negara”? kalimat
tersebut tentunya menjadi camukan bagi kita generasi muda, untuk tidak sekedar
menjadi pembelajar dalam ruang kelas dan hanya menyelesaikan materi yang
diberikan guru dalam kelas. Lebih luas lagi pemuda harusnya mampu melihat apa
masalah yang terjadi disekelilingnya. Sehingga kalimat sebagai egent of changes tersebut bisa dipantas
disematkan pada pemuda.
Sebagai
bagian dari pemuda Indonesia saya Ni Luh Rosita Dewi telah memulai mengambil
tanggung jawab tersebut dengan berkarya dan berkontribusi dengan menjadi versi
terbaik dari diri saya sendiri. Hidup di sebuah desa kecil di Bali tidak
menjadi batasan bagi saya untuk belajar serta berbagi dengan setiap orang dan
tempat yang saya temui. Pada dasarnya pahlawan adalah orang yang berjasa
terhadap sesuatu seperti halnya Soekarno, Ki Hajar Dewantar, I Gusti Ngurah Rai
dan masih banyak lagi pahlawan pendahulu kita. Sebaliknya kita juga bisa
mengikuti jejak mereka dengan menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.
Mengapa harus menjadi versi terbaik? Sejatinya manusia hanya akan gagal ketika
ia berhenti berusaha dan mencoba. Itu artinya manusia harus mencari versi
terbaiknya untuk bisa mencapai keberhasilannya. Dalam konteks berbangsa dan
bernegera, berkontribusi dan menginspirasi adalah hal yang sangat memungkinkan
untuk dilakukan oleh pemuda.
Menjadi
versi terbaik dari diri sendiri membuat saya sadar bahwa sebagai pemuda saya
dapat melakukan pendekatan dari berbagai aspek. Baik dari sisi pendidikan,
sosial dan juga politik. Kita ketahui bersama masih banyak sekali orang-orang
diluar sana yang belum bisa mengenyam pendidikan, diantara dari mereka hidup
dengan tidak layak karena faktor ekoonomi yang kurang. Tidak hanya itu tidak
memiliki kemampuan serta ilmu pengetahuan yang cukup juga dapat menyebabkan
mereka bisa tersisih dari pergaulan sosial. Oleh karena itu saya selalu
berprinsip untuk mempelajari sesuatu, kemudian membagikannya ke lebih banyak
orang lain. Itu sama hal dengan menjadi versi terbaik dari diri sendiri.
Setelah berhasil mencapainya, tugas saya adalah kembali pulang dan
menyebarkannya ke lebih banyak orang. Dalam rumus hitung matematika yang
sedikit lama-lama bisa menjadi bukit. Apa yang terlihat kecil dimata kita bisa
bermakna besar bagi orang lain. Oleh karena itu mari menjadi versi terbaik dari
dirimu sendiri, dan jadilah pahlawan yang menjaga bangsa dengan cara-cara
terbaikmu.