Mengapa Korupsi Masih Mengakar di Indonesia?
Ilustrasi Korupsi (foto: pixabay.com) |
Setiap
kali saya menonton TV tak jenuh rasanya telinga ini selalu mendengar maraknya
kasus korupsi. Bagaimana tidak, mungkin sudah menjadi budaya bagi pemimpin
negeri untuk mengeruk aset Negara untuk kepentingan pribadi. Tak salah jika
sampai saat ini pembangunan masih saja lambat, perekonomian serasa jalan di
tempat bahkan untuk mendapatkan keping KTP pun perlu menunggu berbulan bulan.
Apakah kita tidak merasakan kejenuhan dengan semua itu?
Lalu
sudahkah Indonesia berbenah? tentu saja itu semua dimulai dari diri kita
sendiri dengan menjadi masyarakat yang peduli dan peka terhadap apa yang
dikerjakan pemerintah. Berkaca dari praktek korupsi yang terus merajalela
harusnya kita sudah mulai sadar bahwa Indonesia butuh kita untuk bangkit dari
kelamnya korupsi karena korupsi akan selalu memangkas kesejahteraan dari
rakyatnya. Seperti definisi dari korupsi itu sendiri Korupsi merupakan tindakan
pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang
terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak. Yang pada intinya korupsi akan selalu merugikan
Negara dan masyarakat.
Lalu
sudahkah aparat Negara bergerak untuk memberantas korupsi?
Tentunya
sudah banyak kita ketahui bahwa aparat penegak hukum yang berwenang dibidang
keuangan Negara selalu berusaha maksimal dalam memberantas korupsi, tak
terkecuali BPK, suatu badan yang sudah tak asing bagi kita. Lembaga yang sudah
dikenal oleh masyarakat termasuk siswa sekolah dasar sekalipun sudah mengenal
dan mengetahui tentang BPK.
BPK
(Badan Pemeriksa Keuangan) merupakan singkatan dari BPK yang kita kenal selama
ini. BPK merupakan satu lembaga negara yang bebas dan mandiri dalam memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara sesuai visi dan misi serta
tupoksi tugas dari BPK sendiri. BPK merupakan suatu badan yang selalu
konsisten dalam menangani kasus-kasus yang selalu merugikan Negara. Dengan
tugas BPK memeriksa dan mengawasi jalannya dana Negara dalam suatu kegiatan
yang kemudian laporannya akan diserahkan kepada aparat penegak hukum yang
terkait sesuai dengan Undang-Undang dasar 1945 pasal 23E Ayat 1, 2 dan 3.
Selain
BPK, negara kita juga memiliki lembaga khusus untuk menangani korupsi, lembaga
itu adalah KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi. Telah banyak melaksanakan
kegiatan Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada para pejabat yang terbukti melakukan
tindak pidana korupsi. Serta merugikan keuangan negara dalam jumlah yang besar.
Meskipun
kita memiliki BPK dan KPK, pertanyaannya apakah hal itu cukup? Jawabanya tentu
saja tidak, berkaca dari Negara Indonesia dengan wilayahnya yang luas dengan
berbagai pulau dan daerah tentu saja roda pemerintahan sendiri akan dilakukan
secara otonom dimana masing masing daerah bertanggung jawab atas rumah tangga
pemerintahannya sendiri dalam upaya melayani dan menyejahterakan rakyat serta
mempermudah proses pemerintahan agar berjalan dengan efisien. Dengan luasnya
Negara ini membuka peluang yang semakin banyak kepada para pemimpin untuk
melakukan tindakan yang tidak terpuji yang tujuanya hanya untuk memperkaya
diri.
Disinilah
pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama mencegah
korupsi. Masyarakat harus turut peran dalam membantu mengawal dan berkontribusi
dalam pencegahan korupsi, dengan cara berperan aktif sebagai berikut :
1.
Menjadi
masyarakat yang Update
Menjadi masyarakat yang tidak ketinggalan informasi menjadi kunci awal untuk menumbuhkan rasa kepedulian dengan masyarakat yang selalu mengikuti perkembangan informasi. Masyarakat juga akan selalu dapat berkontribusi yang positif dengan menyuarakan aspirasi dan membiarkan diri untuk ikut berfikir kritis serta ikut menyuarakan pendapat dalam upaya berkontribusi untuk Indonesia yang lebih baik terutama untuk mencegah maraknya praktik korupsi.
2.
Kritis
dan Peka
Untuk berkontribusi nyata tentu saja kita tidak boleh tutup mata. Jika melihat pemimpin negeri melakukan korupsi normalnya kita juga harus memiliki perasaan, pernahkah terlintas dibenak kalian jika seluruh uang yang dikorupsikan itu disumbangkan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang kurang mampu bahkan yang tinggal dipelosok sekalipun. Betapa berartinya jika uang itu dapat digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Disini kita dituntut untuk kritis dan peka bahwa jika bukan kita siapa lagi yang akan membela masyarakat yang lemah, karna Indonesia selalu membutuhkan agen penggebrak.
3.
Perduli
terhadapat masalah yang terjadi
Berikutnya kita dituntut untuk bisa perduli dalam berbagai hal yang terjadi di kepemerintahan. disini diperlukan terciptanya aktivis-aktivis muda yang berani serta peduli dan aktif menyuarakan kebijakan serta selalu memberikan masukan-masukan kepada pemerintah dalam menjalankan dan menetapkan kewenangannya sehingga tidak mengecewakan rakyat.
4.
Laporkan
jika ganjal
Rakyat mempunyai hak jika melihat atau mendengar suatu yang ganjal mengenai tindak pidana yang melibatkan uang Negara. Rakyat dituntut untuk senantiasa memberikan pengaduan atau pelaporan dari tindak pidana korupsi sendiri. Karena peran masyarakat dalam terjun langsung pastinya akan mempermudah aparat Negara dalam menjalankan tugasnya sehingga mereka dapat fokus dalam melaksanakan investigasi dan pengawasan. Jadilah masyarakat yang aktif untuk Indonesia yang lebih baik.
5.
Menyuarakan
dalam bentuk media
Dengan berkembangnya dunia teknologi haruslah kita sambut dengan positif, dengan cara menyuarakan slogan-slogan positif yang dapat melatih mental dan membentuk karakter menjadi lebih baik. Teknologi yang erat kaitannya dengan media sosial menjadi tempat yang strategis untuk menumbuhkan mental masyarakat karena bukan tidak mungkin pemuda pemudi yang kini selalu aktif dengan media sosial nantinya yang akan mengisi kursi-kursi kepemimpinan lembaga Negara. Untuk itu gunakanlah media sosial sebaik mungkin untuk menyuarakan dan mengajak masyarakat ikut berperan membentuk mental dan karakter masyarakat, bahwa korupsi bukan hanya menghancurkan karir kita namun juga merugikan orang lain dan menambah daftar dosa kita.
6.
Berkolaborasi
dengan aparat terkait
Dengan berjalan beriringan kita berharap
antara masyarakat dan aparat penegak hukum bersinergi bersama untuk saling
mengisi dan melengkapi dengan masyarakat yang aktif serta dengan pemerintah
yang tegas besar harapan kita kasus korupsi dapat ditangani dengan baik serta
memberikan efek jera kepada pelakunya.